“ Analisis Pengaruh Harga, fasilitas , dan kualitas terhadap keputusan pembelian produk pada Mini Market Indomaret “ .
1. Kasus
Gesekan bisnis pasar tradisional dengan keberadaan minimarket nampaknya menjadi perseteruan abadi. Di tengah ekspansi dan inovasi bisnis minimarket yang menggurita, bisnis warung tradisional justru bernasib sebaliknya. Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan perkembangan dan pertumbuhan gerai minimarket saat ini sudah sangat mengkhawatirkan pedagang pasar. Selain mengalami penurunan omzet, banyak pedagang atau warung tradisional harus gulung tikar.
APPSI mengklaim ada belasan ribu warung tradisional di Jakarta dan Tangerang yang sudah tutup hingga awal tahun 2012 ini. Mereka umumnya selama ini yang menjual barang-barang yang juga dijual di minimarket dan berdekatan dengan minimarket."Adapun kios yang total tutup ada sebagai contoh di Jakarta sudah lebih 10 ribu tutup dan Tangerang lebih 5.000 kios tutup di Lampung & daerah lain juga sudah mulai banyak yang redup bahkan tutup sehingga jadi PKL saja," katanya kepada detikFinance, Senin (30/1/2012). Ia mengatakan dengan banyaknya warung yang tutup, berdampak langsung pada omset pedagang pasar. Maklum saja, para pemilik warung menjadi konsumen utama pedagang pasar, selain konsumen rumah tangga.
"Omzet warung turun cukup lumayan dan berdampak terhadap omzet pedagang pasar karena warung belanja ke pedagang pasar untuk dijual," katanya. Menurutnya pihak pedagang pasar bukan anti keberadaan minimarket, namun perlu ada penataan zonasi yang ketat oleh pemerintah daerah (pemda). Sebab selama ini di lapangan banyak minimarket yang berdiri saling berdekatan bahkan saling menjatuhkan diantara mereka. "Mayoritas oknum pejabat pemda dubleg maka tidak berpihak kepada pewarung UMKM dan pedagang pasar tradisional, semestinya mereka kaji dan pahami UU No. 26 Tahun 2007 tentang tata ruang sehingga harus ada perda tata ruang dulu baru dikaitkan dengan perizinan," tegas Ngadiran.
Berdasarkan data 2011 soal populasi minimarket di DKI Jakarta sudah mencapai 2.162 gerai. Dari jumlah itu sebanyak 1.383 tidak memiliki izin lengkap, 712 tidak berizin, dan hanya 67 yang memiliki izin lengkap. Sementara berdasarkan data Nielsen menyebutkan, awalnya total minimarket di 2005 hanya mencapai 6.465 outlet, di 2006 bertambah menjadi 7.356 outlet, di 2007 sebanyak 8.889 outlet atau 0,5 % dari toko tradisional yang mencapai 1,9 juta toko.
Ambil contoh, hingga Desember 2009 Nielsen mencatat jumlah outlet Indomaret bertambah menjadi 3.892 outlet dari tahun sebelumnya 3.093 outlet. Alfamart mencapai 3.373 outlet naik dari tahun sebelumnya 2.779 outlet. Rencananya tahun ini mereka akan menambah 1.000 gerai baru di seluruh Indonesia.
2. Teori
A. Minimarket
Sebuah minimarket sebenarnya adalah semacam "toko kelontong" atau yang menjual segala macam barang dan makanan, perbedaan nya disini biasa nya minimarket menerapkan sebuah sistem mesin kasir point of sale untuk penjualan nya, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket. Berbeda dengan toko kelontong, minimarket menerapkan sistem swalayan, dimana pembeli mengambil sendiri barang yang ia butuhkan dari rak-rak minimarket dan membayarnya di meja mesin kasir. Sistem ini juga membantu agar pembeli tidak berhutang. Sebuah minimarket jam bukanya juga lain dari sebuah supermarket, minimarket circle K jam bukanya hingga 24 jam. Minimarket yang ada di Indonesia adalah Alfamart, Indomaret, Ceriamart, Starmart, Circle K, dan banyak minimarket yang dikelola individu perorangan lain nya.
B. Definisi / Pengertian Harga (Price)
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.
B. Tujuan Penetapan Harga
1. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal.
2. Mempertahankan perusahaan
Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya.
3. Menggapai ROI (Return on Investment)
Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali / roi.
4. Menguasai Pangsa Pasar
Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.
5. Mempertahankan status quo
Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.
C. Cara / Teknik / Metode Penetapan Harga Produk
1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach)
Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.
2. Pendekatan Biaya (cost oriented approach)
Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis.
3. Pendekatan Pasar (market approach)
Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.
Penertian Ruang Lingkup Fasilitas
Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha. Sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan suatu usaha tersebut biasanya berupa benda – benda atau uang.
Fasilitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu fasilitas fisik dan fasilitas uang.
· Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat dibendakan, yang mempunyai peranan dapat memudahkan dan melancarkan suatu usaha. Fasilitas fisik dapat disebut juga dengan fasilitas materiil. Karena fasilitas ini dapat memberi kemudahan dan kelancaran bagi suatu usaha dan biasanya diperlukan sebelum suatu kegiatan berlangsung maka dapat pula disebut sebagai saran materiil. Apabila dikaitkan dengan pendidikan maka fasilitas materiil meliputi: perabot ruang kelas, perabot kantor TU, perabot laboratorium, perpustakaan dan ruang praktek, alat pelajaran, media pendidikan, dll.
· Fasilitas uang adalah segala sesuatu yang dapat memberi kemudahan suatu kegiatan sebagai akibat dari “nilai uang’. Fasilitas uang akan dibicarakan dalam bab tersendiri yaitu manajemen keuangan atau manajemen sumber dana.
· Sarana pendidikan adalah segala fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat meliputi barang bergerak maupun barang tidak bergerak agar tujuan pendidikan dicapai secaca efektif dan efisien. Barang bergerak adalah barang yang dapat dipindah tempatkan sedang barang tidak bergerak adalah barang yang tidak dapat dipindah tempatkan. Dilihat dari fungsinya atau peranannya terhadap proses pembelajaran maka sarana pendidikan dibedakan menjadi: alat pelajaran, alat peraga dan media pengajaran.
· Alat pelajaran adalah alat atau benda yang dipergunakan secara langsung oleh guru atau peserta didik dalam proses pembelajaran. Alat pelajaran dapat dibedakan menurut:
a) Bentuknya (buku, alat peraga, alat praktek, alat tulis menulis),
b) Pengguna (klasikal dan individual),
c) Bidang pelajaran (IPA, matematika, IPS, Kesenian, OR, Agama, Bahasa)
· Alat peraga adalah segala sesuatu yang digunakan oleh guru untuk memperagakan atau memperjelas pelajaran. Alat peraga dapat dibedakan menurut yang menggunakan ( secara langsung dan secara tidak langsung) dan bidang pelajaran. Guru dapat menjelaskan suatu mata pelajaran dengan mengunjungi suatu tempat sebagai alat peraganya.
· Media pengajaran adalah suatu saran yang digunakan untuk menampilkan pelajaran, tetapi juga dapat untuk mengganti kehadiran guru di depan kelas. Media pengajaran dapat dibedakan menurut:
a) Indera yang digunakan (audio, visual audio visual)
b) Komponen (Hardware dan software)
C. Pengertian Manajemen Fasilitas
Manajemen Fasilitas adalah suatu proses kegiatan yang direncanakan, diorganisasikan, diarahkan, dan dikendalikan terhadap benda – benda pendidikan secara tepat guan dan berdaya guna sehingga selalu siap pakai dalam proses pembelajaran. Secara kronologis maka kegiatan dalam manajemen fasilitas meliputi kegiatan – kegiatan: pengadaan, penyimpanan, penggunaan, pengaturan, penyaluran, inventarisasi, pemeliharaan, rehabilitasi, dan penghapusan.
D. Pengertian Kualitas
DEFINISI KUALITAS Kualitas adalah ukuran seberapa mampu suatu barang atau jasa memenuhi kebutuhan konsumen sesuai dengan standar tertentu. Standar tersebut berkaitan dengan waktu, bahan, kinerja, kendalan atau karakteristik yang dapat di kuantitaskan.
E. Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi. (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5) perilaku pascapembelian. Pengertian lain tentang Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2000: 437) adalah “the selection of an option from two or alternative choice”. Dapat diartikan, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.
3. Analisis
Dalam tugas ini saya mengambil kasus penelitian mengenai “ Analisis Pengaruh Harga, fasilitas , dan kualitas terhadap keputusan pembelian produk pada Mini Market Indomaret . Di zaman sekarang ini masyarakat dengan mudah untuk dapat membeli produk yang diinginkan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari . Dengan melihat kebutuhan masyarakat yang semakin ke depan semakin banyak sehingga para pengusaha banyak mendirikan mini market untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu contoh nya adalah “ Indomaret “ merupakan salah satu tempat berbelanja yang didalam penjualannya itu mengadakan produk yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dengan harga yang terjangkau , kualitas yang memuaskan , dan fasilitas yang nyaman dan aman terhadap masyarakat dalam berbelanja. Dengan adanya Indomaret sangat menguntungkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari dengan terjangkau dari tempat tinggal , harga yang murah dan terjangkau , kualitas yang memuaskan , dan fasilitas yang aman dan nyaman dalam berbelanja.
4. Referensi atau Sumber :
1. Kasmir, Jakfar .2004. Studi Kelayakan Bisnis . Jakarta: Prenada Media
2. http://www.slideshare.net/betet00kriee/definisi-kualitas-tugas-individu